Seorang ibu adalah malaikat tak bersayap yang
ada didunia ini, sungguh mulia sosok seorang ibu membuat aku sempat bingung
untuk memberikan hadiah terindah untuk ibu yang paling pantas untuk
jasanya selama ini.
Kenapa sih sosok seorang ibu sangat mulia dan
teristimewa tiada duanya?
· Semenjak kita didalam rahim ibu sudah merasakan apa yang kita
rasakan, mulai dari keinginan kita bolak balik, ibu sudah mulai merasakan linu
dipinggangnya, dari kita ingin nutrisi yang baik ibu selalu makan makanan yang
bergizi. Ibu selalu membelai dan mengajak bicara, agar bayi didalam kandungannya ga merasa sendirian, ibu memberikan rasa nyaman selama 9 bulan kita didalam rahimnya.
Sampailah kita
terlahir didunia, ibu mempertaruhkan nyawa hanya melihat buat hatinya lahir sehat selamat. Selanjutnya ibu memberikan asi selama 2 tahun,rela begadang sampai subuh disaat
yang lain terlelap dengan enak nya, ibu terjaga tidur untuk anaknya. Sampai
yang paling mengerti bahasa bayi adalah hanya seorang ibu, bagai perawat profesional disaat
sakit adalah ibu. Dengan tangan indahnya menyuapi butiran-butiran nasi kemulut,
agar anaknya kenyang dan tumbuh sehat. Ibu memang wonderwoman, perempuan yang sangat kuat dan
tangguh, tak pernah sakit walau raga nya rapuh, dia tetap kuat dihadapan anak
nya. Memberikan kasih sayang yang tulus untuk anaknya, senantiasa merawat,
menyayangi dan menerima kekurangan anaknya.
Sampai dimana saat
anak yang dilahirkannya berproses tumbuh menjadi lebih besar, seorang ibu
mendidik anak nya untuk menjadi yang terbaik dan dapat menerima kenyataan hidup
diluar. Tak salah orang mengatakan seorang ibu adalah madrasah pertama untuk
seorang anak. Banyak ibu yang rela
melepas karirnya, meninggalkan gelar tertingginya hanya untuk mendidik anaknya,
tak ingin melewatkan masa kecil indah anaknya yang tak akan terulang.
Cerita ibu tak sampai disini, ibuku adalah
wanita yang pinter juga, waktu aku SD aku adalah siswi yang paling pinter
matematika. Setiap malam ibuku selalu mengajari aku matematika, aku sih
sebenarnya paling gak suka belajar. Kadang aku tidak memperhatikan apa yang
ibuku jelaskan. Tapi ibuku tetap sabar, dengan berulang – ulang ibuku
mengajariku sampai aku akhirnya menerima pelajaran dan menjadikan aku siswa
terpandai. Akhirnya aku menyadari sabar sebenarnya itu bagaimana rasanya.
Sampai aku besar dan bekerja, ibu pun orang yang paling perhatian. Setiap pagi ibuku menyuapi aku, walau asumsi yang melihatnya aku seperti anak manja, sebenarnya bukan manja, tapi ibuku khawatir kalau aku sakit karena bakalan telat makan dan bahkan kemungkinan jadwal sarapan ke skip. Aku pun sibuk sambil memasang baju dinas dan sepoles make up, sesuap nasi masuk dimulutku,sampai aku memasang sepatu untuk berangkat kerja sampai habislah makanan untukku.
Sampai lah cerita aku resign dan menikah, ibuku memperlakukan aku bagai anak kos, setiap minggu diantar sembako untuk anaknya. Bukannya tidak mampu membeli sembako, kekhawatiran ibu takut anaknya kekurangan isi dapur. Takut ga ada yang dimakan.
Masha Allah...
Sampai aku melahirkan, ibuku yang senantiasa disisiku, mulai diruangan melahirkan aku mengerang kesakitan, aku merasakan sakitnya ibuku melahirkan aku. Ibuku memberi kekuatan agar aku mampu melewati masa ini, sampai merawat aku pasca melahirkan dan ikut membantu bayiku. Tapi kebersamaan cuma sebentar, hanya 14 hari. Ibuku pulang, kebetulan kami beda kota yang cukup jauh. Kepulangan ibuku ini kok aku sedih banget, mewek banget. Kayaknya aku ingin bilang, 'aku ga bisa jauh dari ibu'.
![]() |
Aku dan ibuku |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar