Senin, 14 Januari 2019

Mendisiplinkan anak harus ada kerjasama dengan pasangan.




Mendengar kata disiplin aja kepikiran dengan kehidupan militer,
keras?
banyak aturan?
atau tertekan?

Disiplin sih tidak hanya hukuman tapi
 berkaitan dengan mengajarkan anak mengikuti aturan-aturan, yang berguna untuk kehidupannya kelak.

Konsekuensi juga dibutuhkan, tetapi bagi anda dan pasangan adalah bersikap tegas, konsisten, dan peduli dengan sikap-sikap apa yang diharapkan anak.


Anak-anak mungkin kesal dengan batasan - batasan atau disiplin, tetapu sesungguhnya mereka membutuhkan keduanya.



nah, aku punya cara kompak cara mendisiplinkan anak, tapi harus didukung dengan pasangan ya.

1. Tanyakan dulu pada pasangan bagaimana dulu ia dibesarkan, karena biasanya cara pengasuhan berulang.
Hai ini bisa jadi gambaran gaya pengasuhan yang dianutnya. Tanyakan padanya kenapa memilih gaya disiplin tersebut. Dengarkan penjelasannya tanpa interupsi. Lalu bicaralah kepada hati nurani kita sendiri apakah ada hal - hal yang tidak disetujui dengan cara pengasuhan pasangan dalam mendisiplinkan anak.

2. Sepakati perbedaan.
Mustahil banget pasangan anda punya pandangan sama dengan kita dalam mendisiplinkan anak. Begitu juga dengan pasangan, dia tidak akan mengikuti semua pandangan kita dalam mendisplinkan anak. Bila ada perbedaan, bicatakan dengan baik aturan yang disepakati agar bisa diterapkan bersama-sama dengan nyaman.

3. Terus eksplorasi.
Ada berbagai pilihan dalam mendisplinkan anak, pasti akan terjadi pro dan kontra. kembangkan satu set peraturan dan konsekuensi yang sudah disepakati bersama. Namun anda harus siap bila akan terjadi perubahan aturan jika waktu panjang tidak berjalan dengan baik dan kita harus menyesuaikan lagi.
ajak kompromi pasangan dengan terbuka.

4.Selalu satu kada didepan anak, jangan tunjukan rasa ketidak setujuan didepannya.
Anak melihat anda dan pasangan adalah tempat yang nyaman  dan aman bagi anak, mereka merasa paling dicintai.
Jangan biarkan anak melihat kita bearadu pendapat tentang mereka. itu bisa menggoyahkan pemahaman mereka. Anak bisa menjadi marah dan ketakutan karena menganggap dirinya penyebab pertengakaran orang tuanya, sehingga menyebabkan kesadaran dan kepercayaan dirinya berkurang.

5. Selalu cek dengan pasangan.
Anak akan merasa selalu pinter. bila anda merasa "
dia "mengadu domba " anda dan pasangan. maka ingat lah satu suara.
misalnya .ia mengatakan kalau 'kata papa' boleh membersihkan mainan setelah menonton tv, padahal ada aturan mengembalikan mainan ketempatanya setelah main. Sebaiknya buat persetujuan bersama jika anda memberi izin setelah anda berbicara dengan pasangan. Tidak semua butuh jawaban saat itu juga.

6. Jangan bawa nama keluarga, terutama saat anda tidak setuju dengan pasangan.
Jangan ucapkan kalimat ini ,
"Kamu suka teriak marah - marah inis seperti  papa kamu!". Bila anda mengucapkan itu sama saja dengan meremehkan pasangan. Anak juga akan bertahan dengan pendiriannya. Hal ini akan membuat kompromi untuk mencapai titik temu solusi mendisplinkan anak akan menjadi sulit dicapai.


Nah, begitu penjelasan sedikit seputar cara mendisiplinkan anak.
boleh coba dari sekarang ya.









#MombassadorSGMEksplor
#SGMEksplor
#GenerasiMaju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliner Halal Melegenda di Tanah Kalimantan Selatan

 Assalamu'alaikum Hai.... Hai.... Semua pembaca setia, setelah lama vakum dialam tulisan, dipenghujung tahun aku mau kasih kalian recome...